02 03 04

Rabu, 23 Februari 2011

Argumen Tauhid di Alam Semesta

Argumen Tauhid di Alam Semesta

Langit biru dengan bintang-gemintang yang bercahaya senantiasa menjadi bahan perhatian manusia dan pada setiap masa menafsirkan keajaiban-keajaibannya dengan metode yang berbeda, misalnya dengan astronomi Di Miqratis, astronomi Phytagoras, dan astronomi orang-orang Mesir, namun penguasaannya atas akal-akal manusia sangatlah pendek.

Satu-satunya teori yang sangat terkenal dan berumur panjang adalah astronomi Ptolemous. Teori ini dirancang oleh ilmuwan tersebut pada satu setengah abad sebelum Masehi, dan hampir 1500 tahun digunakan di kalangan keilmuan. Tak hanya mempengaruhi ilmuwan-ilmuwan Barat saja, akan tetapi juga menjadi pondasi pemikiran-pemikiran ilmiah para ilmuwan Islam hingga beberapa lamanya dan melalui keyakinan terhadap teori tersebut mereka menakwilkan banyak ayat dan hadis.

Ringkasan teori Ptolemous adalah bumi sebagai pusat rotasi seluruh planet-planet alam dan tiga planet lain secara berurutan, seperti planet air, planet udara, dan planet api, dan setelah ini terdapat sembilan orbit plenet dimana orbit pertama adalah bulan, kedua Mercurius, ketiga Venus, keempat Matahari, kelima Mars, keenam Jupiter, ketujuh Saturnus, orbit kedelapan adalah pusat seluruh bintang, dan orbit kesembilan adalah orbit “Atlas” yang tidak memiliki bintang. Menurut mereka, Luasnya alam semesta hanya sebatas ini saja.

Dasar teori ini ambruk melalui empat ilmuwan besar dan masing-masing dari mereka menciptakan sebuah dinamika besar dalam mengenal alam semesta:
  1. Copernicus (Polandia). Dia membuktikan bahwa matahari sebagai pusat rotasi planet dan memperkenalkan bintang-bintang sebagai benda-benda yang bergantung di angkasa serta menganggap bumi sebagai salah satu planet yang mengelilingi matahari.
  2. Astronom dan matematikawan Jerman, Copler. Dia membuktikan bahwa setiap planet dalam mengelilingi matahari menempuh sebuah jalur berbentuk telur dan setiap planet yang lebih dekat dengan matahari gerakannya semakin cepat.
  3. Galileo (Italia). Dengan temuan teleskop kecil, dia mendukung pandangan-pandangan dua ilmuwan tersebut dan dengannya dia berhasil menyingkap bintang-bintang yang hingga hari itu belum dikenal, dan menafsirkan galaksi dengan bintang-bintang yang bertaburan.
  4. Newton (Inggris). Dengan membuktikan hukum gravitasi dan daya tolak, dia menyatakan bahwa putaran bintang-bintang di bawah sebuah hukum universal ini. Dan menafsirkan adanya jutaan bintang bergantungan di angkasa tanpa tiang dan pergeseran.
Usaha sekelompok ilmuwan membuktikan bahwa dalam sistem tata surya kita, matahari adalah central planet-planet dan mayoritas atau seluruhnya memiliki bulan atau beberapa bulan yang dalam kondisi bergerak mengikuti planet, dan bentuk planet-planet tata surya kita berdasarkan jarak dari matahari dan jumlah bulannya adalah sebagai berikut:
  1. Mercurius tidak berbulan;
  2. Venus tidak berbulan;
  3. Bumi memiliki 1 bulan;
  4. Mars memiliki 2 bulan;
  5. Jupiter memiliki 12 bulan;
  6. Saturnus memiliki 10 bulan;
  7. Uranus memiliki 5 bulan;
  8. Neptunus memiliki 2 bulan;
  9. Pluto memiliki kondisi yang belum jelas. (Planet kerdil/Dwarf planet, sudah bukan anggota tatasurya kita)
Seluruh planet di atas dapat dilihat dengan mata telanjang, akan tetapi dua planet terakhir sedemikian jauh sehingga dapat dilihat hanya dengan teleskop.

Bintang-bintang permanen untuk sampai ke bumi akan bergerak dengan kecepatan cahaya 300.000 kilometer perdetik selama 4 tahun, cahaya Neptunus kurang dari 4 jam, dan cahaya matahari selama 8 menit. Matahari dengan kumpulan planet-planet dan bulan-bulannya disebut dengan sistem tata surya. Sebelum tersingkapnya tiga planet terakhir (yakni Uranus, Neptunus, dan Pluto) dibayangkan bahwa batas tata surya adalah planet Saturnus yang berada pada 1428 juta kilometer dari matahari, akan tetapi setelah penemuan planet terakhir, Pluto, yang ditemukan sekitar 40 tahun yang lalu, radius kekuasaan tata surya bertambah 5920 juta kilometer dan pada masa mendatang mungkin akan berubah lagi seiring dengan kemajuan ilmu dan pengetahuan.

Keluasan Alam Penciptaan
Batas alam penciptaan lebih luas dari apa yang bisa diukur dengan meter, kilometer atau farsakh (satu farsakh setara dengan 6, 24 kilometer), dan jumlah benda-benda langit lebih banyak dari apa yang dapat dijelaskan dengan bilangan. Dari sinilah untuk menjelaskan jarak bintang-bintang, manusia menggunakan skala lain dan hal itu adalah kecepatan perjalanan cahaya yang dalam perdetiknya menempuh jarak 300.000 kilometer atau sama dengan 50.000 farsakh.

Kita akan semakin keheranan ketika menyadari bahwa matahari kita adalah sebuah "planet " dalam salah satu wilayah besar bintang-bintang yang bernama galaksi dan di dalam galaksi ini terdapat sekitar 100.000 juta bintang.

Dalam satu malam yang terang tanpa bulan, pertengahan musim panas atau pertengahan musim dingin, galaksi dapat terlihat dengan mudah. Disamping itu galaksi kita dengan tata surya dan ratusan juta bintangnya adalah sebuah galaksi di antara jutaan galaksi yang ada di alam semesta dan tak seorangpun mengetahui berapa juta galaksi yang ada di alam semesta dan setiap saat tercipta sebuah teleskop baru yang canggih akan terungkap lebih banyak lagi galaksi. Sebagiannya sedemikian jauh hingga cahayanya baru sampai ke bumi selama jutaan tahun.

Galaksi kita ditempuh oleh cahaya selama sekitar 200 hingga 300 juta tahun.
Apollo 11 dan seterusnya dengan kecepatan sekitar 6.000 kilometer perjam mampu menginjakkan kaki ke bulan selama kurang lebih 3 hari, akan tetapi berdasarkan sudut pandang skala-skala astronomi, bulan adalah sebuah satelit yang hampir menempel dengan planet bumi dimana cahaya bulan sampai ke bumi selama kurang dari satu setengah detik dan dengan memperhatikan bahwa skala ukuran bintang-bintang dengan yang lainnya adalah tahunan cahaya, maka sangat jelas kedekatan bulan dengan bumi. Apabila apollo dengan kecepatan ini ingin menempuh perjalanan ke arah salah satu planet tata surya seperti Jupiter, maka perjalanan ini akan memakan waktu 30 tahun, dan para antariksawan harus kembali dengan rambut memutih.

Bila kita melihat planet Pluto, tetangga paling jauh dan anggota keluarga tata surya kita yang terakhir, maka kita akan sampai dengan waktu 280 tahun. Dan jika kita ingin menengok bintang paling dekat di luar tata surya kita dengan apollo-apollo ini dan dengan kecepatan-kecepatan ini, kita memerlukan waktu 2 juta tahun untuk pulang pergi dan dengan masa ini, umur manusia tidak akan pernah mencukupi. Bintang permanen paling dekat dengan kita adalah bintang yang terkenal dengan nama Proksima yang cahayanya sampai ke kita selama 4 tahun 4 bulan dan dengan kecepatan cahaya dalam 300.000 kilometer perdetik.

Menurut salah seorang ilmuwan, apa yang sekarang ini kita namakan dengan “menundukkan” angkasa, dibandingkan dengan kebesaran alam di atas persis sama dengan seekor kupu-kupu kecil hinggap di atas daun pohon besar yang memiliki ribuan ranting dan jutaan daun, di tengah-tengah hutan belantara tiada batas yang panjangnya ratusan farsakh dan ingin terbang dari satu daun ke daun lain sebelahnya, daun pertama adalah bumi kita, daun kedua adalah bulan, dan seterusnya, dan ranting tersebut seperti tata surya dan pohon besar itu ibarat galaksi (yang tata surya kita adalah bagian darinya) serta hutan tersebut seperti alam semesta, dan ilmuwan-ilmuwan astronomi seperti penumpang-penumpang yang berjalan di dalam hutan, bintang-bintang juga memformat hutan, sebagaimana setiap hutan terbatas, jumlah bintang-bintang juga terbatas. Perkiraan terbaru yang dilontarkan menunjukkan bahwa bintang-bintang berjumlah sekitar 40 miliar.

Di hadapan benda-benda besar dan luas ini, Manusia melihat dirinya sangat kecil, terheran-heran, dan menundukkan kepala karena kehinaan yang berlebihan. Pena dan halaman-halaman kitab lebih tidak berdaya untuk dapat menjelaskan sebuah sudut dari sistem yang tampaknya tidak terbatas ini, akan tetapi pepatah “Bila air laut tidak dapat diambil, maka harus dicicipi untuk sekedar menghilangkan rasa dahaga”, sebuah sudut dari sistem-sistem keteraturan tata surya dapat dipantulkan dalam halaman-halaman ini, dan dari trotoar ini dapat diketahui kebesaran ilmu pengetahuan dan kekuasaan tiada batas Sang Pencipta.

1 komentar:

  1. menambah wawasan ilmu dan keyakinan kita terhadap kebesaran Tuhan

    BalasHapus

Bagaimana komentar Anda?