02 03 04

Senin, 15 November 2010

MARI KITA MENANAM


Mari Kita Menanam!

Hukum menabur berkata,  “Kita mendapat hasil setelah melakukan pekerjaan.” Kita menggali tanah dan menyirami benih (usaha), menunggu (sabar), dan kemudian memetik.  Usaha + sabar=hasil



Coba kita lihat pohon mangga di kebun. Pernah terpikir bagaimana mereka tumbuh dari biji? Mungkin kita membutuhkan beberapa biji untuk menumbuhkan 1 pohon mangga. Sebagian dari kita mungkin bertanya, “Mengapa kita memerlukan begitu banyak biji hanya untuk menumbuhkan satu pohon?”

Dari sini kita dapat belajar dari alam, yaitu: “Sebagian besar benih tidak tumbuh. Jadi, jika kita benar-benar menginginkan sesuatu terjadi, sebaiknya kita mencoba lebih dari satu kali.” 
Ini berarti:  Untuk mendapatkan satu pekerjaan, sangat memungkinkan jika kita akan menghadiri dua puluh satu wawancara. Untuk mendapatkan sepatu yang cocok, kita akan mencoba sebelas pasang sepatu. Untuk mendapatkan seseorang yang baik, mungkin kita akan bertemu seratus orang yang tidak baik. Juga berarti orang yang berhasil, mereka akan gagal lebih sering – mereka menanam lebih banyak benih.
Ingat, kunci keberhasilan adalah SABAR!
Kadang kita melupakan kunci ini. Kadang muncul pertanyaan, “Jika aku menanam kacang hari ini, apa yang akan aku dapatkan besok?” dan jawabannya ialah, “Benih kacang yang basah.” Hukum menabur juga berkata,” Kita menanam hari ini dan kita memanen… nanti!” Menanam kacang sekarang, memetik kacang dalam empat bulan.  
Dina berkata, “Promosikan aku, dan aku akan berhenti terlambat di kantor.” Thomas berkata,” Naikkan gajiku dan aku akan tidak akan sakit lagi. Sani berkata, “Jika aku memiliki hubungan yang baik, maka aku akan baik pada pacarku.” Semuanya salah. Kita memerlukan usaha terlebih dahulu. Ketika kita memahami “Hukum Menabur,” kita tidak begitu kecewa. Kita tidak lagi merasa seperti korban.
Hukum alam bukan hal untuk diartikan sendiri. Kita hanya perlu memahaminya – dan bekerja bersamanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar Anda?