02 03 04

Selasa, 09 November 2010

Citra spektakuler dari NASA melihat leleran Merapi


Citra spektakuler dari NASA melihat leleran Merapi
By Rovicky

Sebuah citra yang sangat spektakuler dirilis oleh NASA. Image yang dibuat oleh NASA ini merupakan sebuah citra satelit yang seringkali dipakai untuk melihat tingkat panas sebuah objek. Citra yang diambil pada tanggal 1 November ini dirilis pada tanggal 5 November 2010.
Citra ini merupakan gambaran bagaimana arah luncuran aliran Pyroclastic dari Merapi yang terlihat mengarah ke Selatan.
Citra ini tentusaja sangat membantu karena dengan sensor panas inilah kita mampu melihat kearah mana luncuran aliran piroklastik dari Merapi.
Arah luncuran piroklasktiknya ke arah Selatan

Arahnya ke Selatan   

Dengan citra ini tentusaja tiodak dapat dipungkiri lagi bahwa arah selatan merupakan arah bahaya utama merapi seperti yang sudah sering disampaikan oleh Pak Surono dari PVMBG bahwa  arah Sungai Gendol merupakan arah yang berbahaya dan sangat berpotensi terkena lahar dingin.
Arah luncuran ke selatan menuju Sungai Gendol (merah jambu). Namun Sungai Code (Merah) disebelah baratnya juga berbahaya karena curah hujan tinggi di puncak.
Overlay dengan menggunakan GoogleMap diatas mudah untuk dimengerti mengapa Sungai Gendol (merah jambu) dan Sungai Code (Merah) merupakan dua sungai yang harus diperhatikan dan waspada terhadap banjir lahar dingin.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaporkan bahwa dua aliran piroklastik bergerak turun gunung berapi pada 30 Oktober. Aliran piroklastik adalah avalanche gas sangat panas, abu, dan batuan yang mengalir menyusuri salah satu sisi gunung berapi dengan kecepatan tinggi. ASTER ini hanya menggambarkan atau mencitrakan salah satu dari arus aliran awanpanas.
Letusan Merapi ini belum menunjukkan tanda-tanda melambat. Setelah beberapa hari episode erupsi, gunung berapi mulai letusan pada 3 November yang lima kali lebih kuat dari pada tanggal 26 Oktober dan berlangsung lebih dari 24 jam. Ini adalah letusan paling besar dari gunung Merapi sejak 1870-an.


Jarak luncurannya melebihi 7.5 Km dari Puncak Merapi. Panjang luncurannya sekitar 5 Km.

Gambar diatas memperlihatkan Gunung Merapi telah diliputi awan selama terjadi letusan, tetapi pada 30 Oktober Advanced Spaceborne Emisi Termal and Refleksi Radiometer (ASTER) di satelit Terra NASA menangkap tanda termal abu panas dan batu dan kubah lava pijar. Data termal di-overlay pada peta tiga dimensi gunung berapi untuk menunjukkan lokasi perkiraan aliran. Data tiga dimensi dari model topografi global dibuat dengan menggunakan pengamatan stereo ASTER.
Sumber : NASA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar Anda?