02 03 04

Rabu, 16 Maret 2011

Al-Qur’an Kitab Suci Tentang Masa lalu, Masa Kini dan Masa Depan


Al-Qur’an Kitab Suci

Tentang Masa lalu, Masa Kini dan Masa Depan

W. Ihwanul Hakim


Al-Qur’an Kitab Yang Terpelihara

Menurut Iqbal, sesuatu yang paling berpengaruh dalam kehidupan dirinya adalah nasihat ayahnya terhadap dirinya, yang mengatakan bahwa:

”Anakku, bacalah Al-Quran seakan-akan ia diturunkan kepadamu”(Iqbal)

Kalimat tersebut pendek dan ringkas, tetapi mengandung makna yang sangat dalam, tajam, luas dan jauh jangkauan visinya ke depan. Nasihat tersebut bukan hanya sekedar kumpulan dari kata-kata saja, tetapi keluar dari hati sanubari seorang muslim yang mengerti tentang makna kitab suci Al-Qur’an, seorang yang memiliki keikhlasan dalam beribadah kepada Allah, serta seorang muslim yang memiliki keimanan yang mengakar dan kuat tidak mungkin goyah oleh berbagai cobaan kehidupan, keimanannya sudah terpatri kepada Allah Swt. Misi dari nasihat tersebut jelas bagi setiap muslim untuk selalu membaca, memaknai dan berpegang teguh pada Al-Qur’an sebagai pedoman dan petunjuk kebenaran di dunia  dalam mencapai kehidupan di akhirat yang kekal dan abadi.
Ketika hamba Allah mengetahui dan mengerti makna, fungsi dan manfaat kitab suci Al-Qur’an bagi kehidupan manusia di dunia. Maka tidak ada lagi keraguan, tidak ada lagi usaha untuk menjauhkan diri apalagi menolak Al-Qur’an dari kehidupannya. Al-Qur’an  menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya, Al-Qur’an senantiasa membimbing dan menuntunnya dalam menjalani kehidupan yang sebentar ini, karena Al-Qur’an merupakan bagian dari berbagai aktivitas kehidupannya. Al-Qur’an dijadikannya sebagai sumber insfirasi inovasi dan solusi dari berbagai problem kehidupan yang melanda dirinya. Sehingga betul-betul menjadikan kehidupan di dunia ini sesuai dengan kandungan Al-Qur’an. Aktivitasnya berharga dan bernilai guna bagi dirinya dan bagi orang lain, tak ada satu haripun yang di lewati tanpa berbuat amal dan kebaikan. Al-Qur’an benar-benar telah mendarah daging dalam hidupnya.   
 Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, 14 abad yang lalu. Menurut A.M Syaefuddin (1997), Al-Qur’an adalah kitab tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan yang mampu memberi petunjuk kepada kita untuk mengembangkan diri dalam rangka mengenal hakikat ciptaan Allah Swt. Masa  depan yang belum terpikirkan oleh manusia, Al-Qur’an sudah menjangkaunya lewat pesan yang disampaikannya. Kitab suci ini, tidak usang oleh perkembangan zaman, tidak bergeser ataupun hilang oleh kemajuan teknologi tetapi selalu sesuai dengan kondisi zaman. Tidak akan pernah habis kandungan ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an walaupun digali sampai “keakar-akarnya”, bahkan akan memberikan informasi pengetahuan ilmiah dan ide baru yang belum terbayangkan ataupun terpikirkan oleh manusia. Al-Qur’an, tidak akan pernah berubah isinya walaupun hanya satu titik, Al-Qur’an diturunkan untuk senantiasa eksis, kitab suci ini membawa petunjuk dan kebenaran, tidak ada seorang manusiapun yang dapat mengubahnya, karena kitab suci ini terpelihara, terjaga dan dijamin kebenaran esensi dan eksistensinya oleh Allah Swt. Hal ini seperti difirmankan oleh Allah Swt dalam Al-Qur’an;

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS Al-Hijr: 9).

Ayat tersebut di atas merupakan kehendak dan ketetapan Allah Swt terhadap Al-Quran sebagai kumpulan firman-Nya, Allah Swt memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Qur’an selama-lamanya sampai akhir masa. Inilah kelebihan kitab suci Al-Qur’an, kitab yang memberikan petunjuk jalan hidup menuju Allah Swt. Jaminan pada Al-Qur’an adalah jaminan dari yang Haq, Sang Pencipta Alam Semesta, Allah Swt. Jika kita ingin membuktikan kebenaran ini, dengan bukti yang “ekstrem”, maka kita akan melihatnya dengan tergakum-kagum. Andaikan, semua kitab suci yang ada di dunia ini dibakar habis tanpa meninggalkan bekas setitikpun, maka yang akan muncul nanti ke permukaan adalah kitab suci Al-Qur’an. Mengapa demikian ? Kita dapat menjawab secara sederhana, pertama, banyak orang muslim yang hafal Al-Qur’an dengan fasih, kedua, inilah bukti kebenaran firman Allah Swt. Kebenaran Al-Qur’an tidak hanya lewat ayat-ayat yang tertulis saja tapi juga pada ayat-ayat yang tidak tertulis, pada berbagai penjuru alam semesta dan pada diri manusia sendiri, seperti yang difirmankan oleh Allah Swt;
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka  bahwa Al-Quran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?”(QS Fushilat: 53)
Al-Qur’an membawa cahaya yang terang benderang untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan (kebodohan, kemalasan, keliaran dan sifat jahat kebinatangan)  Al-Qur’an memberi penjelasan dan membimbing ke jalan yang lurus, sebagai kabar gembira bagi yang beriman dan beramal sholeh.  Tidak seorang pun manusia yang berakal dapat menyangkal kebenaran Al-Qur’an, di dalam Al-Qur’an tidak hanya diletakan dasar-dasar peraturan hidup manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Sang Pencipta, dalam interaksinya dengan sesama manusia dan dalam tindakannya terhadap alam sekitarnya, tetapi Al-Qur’an juga menyatakan untuk apa manusia diciptakan. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menuntun manusia kearah kebahagiaan ukhrowi maupun yang membimbingnya menuju kesejahteraan duniawi, sebenarnya hanya memberikan garis-garis besar saja yang harus di cari  kelengkapannya dengan akal pikiran yang cerdas dengan analisis yang tajam agar kita dapat memahaminya secara utuh.

Mundurnya Peradaban Islam Karena Jauh dari Al-Qur’an
Alangkah sia-sianya jika Al-Qur’an ini kita biarkan begitu saja, tersimpan didalam lemari, di dalam laci atau di atas rak penuh debu dan kotor, atau mungkin di simpan di gudang. Na’udzubilah ! Kenyataannya  memang demikian, bagi sebagian kita, hanya mengenal Al-Qur’an, sebagai kitab suci tanpa tahu isi dan maknanya apalagi mengamalkannya.  Padahal kitab suci ini harus dibaca, dipahami, dijadikan sumber untuk mencari ide, solusi dari berbagai problem kehidupan, dihayati isi dan maknanya, serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari..
Al-Qur’an adalah kitab suci yang mampu merubah peradaban manusia, jika semua muslim kembali kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, maka tidak menutup kemungkinan Islam akan bangkit kembali,. Dengan Al-Qur’an, kita melangkah ke masa depan mengejar ketertinggalan IPTEK dari negara maju, kita bentuk peradaban modern berakhlak mulia, sendi-sendi kehidupan ditata berdasar pada Al-Qur’an. Keinginan seperti ini bukanlah angan-angan belaka, tetapi dapat menjadi kenyataan, jika seluruh umat Islam bersatu memiliki tekad yang bulat, membangun peradaban yang berdasar pada Al-Qur’an. Hal ini sudah terbukti ketika Islam mencapai puncak kejayaannya pada masa lalu, masyarakat muslim waktu itu seluruh kehidupannya berdasarkan pada sendi-sendi Al-Qur’an. Tidak heran jika peradaban Islam menguasai dunia, berkembang dengan pesat. Islam berkembang pesat bukan dengan kekerasan, akan tetapi penuh dengan kelembutan dan kehalusan budi pekerti, akhlak mulia, seperti yang ada dalam kandungan Al-Qur’an. Perkembangan peradaban melalui  kebudayaan, melalui sains dan teknologi yang digali oleh para ulama jenius yang mengungkapkan dan menjelaskan rahasia alam, yang merupakan keagungan dan keunikan alam semesta ciptaan Allah Swt. Ulama-ulama jenius yang sangat intens terhadap ilmu filsafat, kimia, fisika, matematika dan kedokteran mereka adalah; Ibnu Sina, Al Jabber, Ibnu Rusydi, Al Kimia, Al Farabi, Ibnu Khaldun dll. Mereka mempunyai andil mengangkat derajat dan kebesaran peradaban Islam pada abad ketujuh sampai akhir abad kedua belas, hingga akhirnya tertinggal dari negara maju dan terpuruk seperti saat ini. Sumber kemorosotan kaum muslimin adalah karena mereka jauh dari Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw untuk semua manusia. Itulah  sumber kemerosotan yang paling jelas dan nyata. Umat Islam kehilangan motivasi agama yang memiliki semangat dan ruh, sebagai tenaga pendorong menuju peradaban modern yang Islami ,  yaitu Al-Qur’an.
Jepang, Singapura, Perancis, Jerman, Belanda adalah potret negara Islam yang sebenarnya, sebab di negara-negara itulah dasar-dasar filsafat dan esensi Islam tertanam menjadi budaya yang tinggi seperti; kedisiplinan, ketekunan, optimisme, pantang menyerah, kesadaran hukum, kebersihan, wajib belajar, menggunakan waktu secara optimal, memperhatikan hak asasi manusia, binatang, dan lingkungan. Hanya satu yang belum mereka miliki yaitu beriman kepada Allah Swt. Menurut A. M Syaefuddin (1997), Al-Qur’an sudah waktunya dimasyarakatkan melalui berbagai upaya sejak dari buaian sampai pendidikan tinggi hingga ke liang lahad. Metode pendidikan Alquran perlu dikaji kembali dan disajikan dalam bentuk yang dapat dipahami oleh kita dengan memanfaatkan teknologi komunikasi elektronik dan media modern lainnya. Barangkali kita perlu berambisi untuk memasyarakatkan Al-Qur’an dan meng-Qur’anikan masyarakat, dalam kondisi panorama kehidupan yang kurang memberi harapan.
Mari kita renungkan kembali dan melihat kebenaran Al-Qur’an dengan penuh kejujuran. Sudahakah kita menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, petunjuk jalan kebenaran, tempat mengadu dan mencari solusi ?  Ataukah kita tidak pernah membacanya ? Atau jangan-jangan tidak bisa baca ? Marilah sama-sama kita kembali kepada Al-Qur’an dengan mempelajarinya. Wallahu‘alam.

Sumber: disarikan dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar Anda?