Gerhana Satelit
Nah lo… apa lagi ini ?
Selama ini mungkin kita hanya mengetahui dua jenis gerhana, yaitu Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan. Lalu sekarang kenapa ada jenis gerhana baru, yaitu Gerhana Satelit ? Apa bedanya dengan dua gerhana yang lainnya ? Well, Gerhana Satelit bukan merupakan hal yang baru, meskipun jarang terdengar peristiwanya. Gerhana Satelit telah ada sejak diluncurkannya satelit buatan manusia ke ruang angkasa.
Gerhana merupakan kejadian alam akibat dari gerakan tata surya planet-planet yang mengelilingi matahari. Selama ini kita mengenal ada dua jenis gerhana, yaitu :
- Gerhana Matahari, dimana matahari, bulan dan bumi berada dalam satu garis, maka daerah lintasan proyeksi matahari, bulan dan bumi mengalami gerhana matahari, dimana jika dilihat dari bumi matahari akan terhalang bulan. Suasana siang hari yang cerah saat gerhana terjadi akan berubah menjadi gelap selama 4 – 7 menit, kemudian terang kembali. Indonesia pernah mengalami gerhana matahari total pada tahun 1984. (cmiiw).
- Gerhana Bulan, dimana matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis, maka lintasan proyeksi matahari, bumi dan bulan, mengalami gerhana bulan dimana jika dilihat dari bumi bulan akan tertutup oleh bayangan bumi. Gerhana bulan terakhir yang terjadi adalah minggu lalu pada tanggal 7 – 8 September 2006.
Terjadinya Gerhana Satelit
Lalu bagaimana kejadian pada gerhana satelit ? Apakah sama seperti halnya gerhana matahari atau gerhana bulan ? Ya, filosofinya sama saja, yaitu ada objek lain yang menghalangi Bumi dengan Matahari.
Satelit, karena letak orbitnya (khususnya satelit telekomunikasi) berada diantara Bumi dan Matahari, tepatnya persis diatas garis khatulistiwa bumi kita, kira-kira berjarak 36.000 km diatas permukaan bumi. Titik orbit satelit tersebut dinamai geo stasioner orbital (GSO). Pada lintasan orbit tersebut, satelit telekomunikasi yang banyak jumlahnya itu semuanya beredar mengelilingi bumi dengan kecepatan lintasan yang relatif tetap terhadap satu titik di Bumi.
Dalam siklus satu tahun peredaran bumi mengelilingi matahari, terjadu juga pergeseran sumbu utara – selatan bumi yang berakibat seolah-olah matahari bergeser kadang ke selatan khatulistiwa dalam kurun waktu September sampai dengan Maret, dan kadang di sebelah utara khatulistiwa dalam kurun waktu Maret sampai dengan September.
Dari kejadian tersebut menyebabkan dua hal utama di Bumi. Pertama ; menyebabkan terjadinya perubahan suaca di Bumi selama kurun waktu satu tahun, terutama di daerah sub-tropis. Kedua ; menyebabkan adanya gangguan telekomunikasi sistim satelit sebanyak dua kali dalam satu tahun peredaran bumi mengelilingi Matahari. Saat matahari melintasi khatulistiwa dari Utara ke Selatan dan sebaliknya (dimana diatas khatulistiwa banyak terpasang satelit telekomunikasi, terutama satelit kita), maka dikenl dengan peristiwa Gerhana Satelit.
Gerhana satelit terjadi ketika matahari dalam beberapa saat tepat berada pada satu garus lurus dengan satelit terhadap stasiun penerima di Bumi yang memakai antena parabola. Karena ukuran satelit relatif kecil, maka bayangan satelit tersebut tidak sampai menghalangi cahaya matahari yang tepat jatuh di antena parabola. Hal ini bukan sebagai penyebab utama gangguan satelit telekomiunikasi.
Gangguan Telekomunikasi Saat Terjadi Gerhana Satelit
Gerhana Satelit (Sun Outage atau Sun Fade atau Solar Outage) adalah suatu perwujudan penurunan sinyal gelombang radio pada jaringan telekomunikasi yang menggunakan satelit yang disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
Karena letak Feed (horn) tepat pada garis sumbu di titik fokus dari reflektornya, dimana terpasang LNA/LNB (Low Noise Amplifier / Low Niose Block) yang merupakan komponen penerima aktif sebagai penguat sinyal yang sangat lemah. Saat terjadi gerhana satelit LNA/LNB tersebut akan mengalami pemaparan energi panas yang berlebihan, yang berasal dari pemfokusan secara sempurna energi panas matahari oleh reflektor antena tersebut, yaitu letak sumber energi panas dalam suatu sumbu reflektor antena yang difokuskan ke arah Feed (Horn).
Saat terjadinya gerhana satelit tersebut, maka terjadi juga peningkatan suhu relatif yang ekstrim pada LNA/LNB, sehingga sistim penguat sinyal bekerja di luar kemampuannya dan hanya menghasilkan noise (derau) serta dapat merusak sistim penguat sinyal radio.
Untuk menghindari resiko kerusakan tersebut di atas, maka pada LNA/LNB dilengkapi dengan swits pelindung (switch protector) yang akan bekerja otomatis menghentikan kerja sistim penguatan saat temperatur relatif naik secara signifikan, dan akan menghidupkan kembali sistim penguatan saat temperatur relatif mulai turun kembali. Ini terjadi saat posisi matahari telah bergeser dari tempatnya semula.
Demikian seterusnya siklus gerhana ini akan terjadi dan berhenti dengan sendirinya pada hari dan jam tertentu secara berulang setiap bulan Maret dan September tiap tahunnya. Gerhana Satelit akan berlangsung selama ± 4 sampai dengan 7 hari dengan durasi sekitar delapan menit pada setiap kejadiannya. Meskipun demikian banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi lamanya durasi gerhana satelit, yaitu mencakup ukuran antena parabola, frekwensi yang digunakan dan letak koordinat stasiun buminya.
Karena kecepatan lintasan bumi mengelilingi matahari dalam satu siklus adalah tetap, maka kejadian gerhana satelit dapat diramalkan secara presisi dengan ketepatan sampai hitungan detik.
Lamanya peristiwa gerhana satelit ditentukan oleh beberapa faktor :
- Lebar lintasan propagasi yang dilihat dari antena parabola di bumi.
- Sudut lintasan matahari dilihat dari bumi (± 0,25°).
- Energi gelombang RF yang dipancarkan oleh matahari.
- Kuat sinyal yang dipancarkan dari satelit yang bersangkutan.
- Performansi sistim pengual stasiun penerima dan faktor-faktor lainnya.
Sumber:
http://www.givangkara.com